Kebiasaan
Buruk yang Harus Dihilangkan/Ditinggalkan Orang Yang Sudah Menikah/Kawin
Baik
laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah mempunyai kewajiban-kewajiban
yang yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai
seorang suami atau istri dari pasangan hidupnya yang baik, meninggalkan
berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki saat masih bujangan atau gadis
sebelum menikah dulu adalah suatu yang penting untuk dilakukan. Meninggalkan
kebiasaan atau perilaku buruk setelah menikah akan membuat pasangan hidup,
anak-anak, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya menjadi lebih baik.
Terlebih
lagi ketika sudah punya anak hasil dari hubungan suami isteri yang sah. Kebiasaan
buruk yang dimiliki orang tua bisa saja ditiru oleh anak yang memang belum bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Anak-anak yang suka meniru
perbuatan buruk orangtuanya bisa mencemarkan nama baik keluarga serta dapat
menimbulkan konflik dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Sudah
merupakan kewajiban orang tua untuk selalu memberikan bimbingan serta mengawasi
anak-anaknya dari berbagai keburukan, yang semua itu demi kebaikan si anak
maupun kebaikan keluarga besar.
1. Manja
Sifat dewasa
harus selalu dikedepankan dan sifat kekanak-kanakan harus segera ditinggalkan
jauh-jauh. Jika belum muncul sifat kedewasaannya upayakan untuk belajar.
Kemandirian dan kemapanan pun juga harus diupayakan. Tidak semua orang yang
baru menikah bisa langsung siap mandiri lepas dari berbagai ketergantungan
orangtua dan mertua. Saat ini ataupun suatu saat nanti pasangan yang telah
menikah harus mampu hidup mandiri, mapan, tidak manja, dan lain sebagainya.
Keberhasilannya bisa dilihat dari kemampuan untuk hidup dengan keluarga kecil
di tempat yang jauh dari campur tangan orangtua dan keluarga lainnya.
2. Badung /
Bandel
Kenakalan
demi kenakalan yang dilakukan sebelum nikah harus dikubur dalam-dalam agar
isteri/suami dan anak-anak bisa menjadikan kita sebagai contoh teladan yang
baik. Anak-anak dan juga pasangan hidup kita akan merasa malu dan tidak bangga
apabila kita masih tetap bandel seperti layaknya anak-anak, abg dan remaja yang
mencari jati diri. Jangan sampai anak-anak kita meniru hal-hal yang buruk dari
orangtuanya.
3. Malas
Ketika sudah
berkeluarga berarti harus bisa mencari nafkah yang cukup bagi keluarganya.
Dengan begitu maka seseorang akan dituntut untuk giat bekerja mencari nafkah
bagi isteri dan anak-anaknya, serta tidak menutup kemungkinan ditambah
tanggungan lainnya seperti orangtua, mertua, adik, keponakan, dan lain
sebagainya. Selain bekerja mencari penghidupan, ada banyak hal lain yang harus
dikerjakan seperti pekerjaan rumah tangga, menjalin hubungan sosial yang baik
dengan para tetangga, dan lain-lain.
4. Boros
Sebelum
menikah / kawin, uang kita bisa bebas kita gunakan untuk memuaskan berbagai
kebutuhan kita pribadi. Setelah menikah secara otomatis akan muncul pos-pos
pengeluaran baru yang membuat kita harus mengorbankan kepentingan pribadi kita.
Kita juga harus meninggalkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting agar
uang yang kita miliki cukup untuk kegiatan operasional keluarga.
5. Selingkuh
Jadilah
sebagai suami/istri yang setia kepada pasangan hidupnya. Jangan maunya menang
sendiri dengan melarang pasangan untuk selingkuh, namun diri kita sendiri
melakukan perselingkuhan menduakan pasangan kita. Jika memang mampu dan
memenuhi syarat untuk poligami, maka berterus-teranglah kepada isteri kita,
bukan dengan cara main belakang menjalin cinta dengan wanita lain tanpa
sepengetahuan anak istri kita. Alangkah malunya jika aib itu diketahui oleh
anak, orangtua, saudara, tetangga, teman, dan lain-lain. Oleh sebab itu maka
janganlah selingkuh, namun jadilah seorang lelaki sejati yang selalu setia
kepada pasangannya apapun yang terjadi.
6. Emosional
Gunakan
selalu kepala dingin dalam menyelesaikan setiap persoalan yang datang
menghampiri kita. Marah-marah emosian justru malahan akan dapat memperparah
masalah yang ada. Jika kita merasa ingi marah, maka tahanlah, dan bila perlu
tenangkan pikiran dulu yang sedang berkecamuk beberapa saat sebelum bicara.
Dengan hati yang tenang tanpa rasa emosi akan dapat menghasilkan penyelesaian
yang jauh lebih baik serta tidak memunculkan masalah baru yang tidak kalah
pelik.
7. Jorok
Ubahlah
sifat dan perilaku kita sehari-hari menjadi lebih baik agar anak-anak dan
pasangan hidup kita tambah sayang dan cinta kepada kita. Jagalah selalu
kebersihan diri kita dan lingkungan sekitar kita, baik di dalam maupun di luar
rumah. Jadilah orang yang cinta kebersihan, senang kerapihan, rajin merawat
diri, memuji keindahan dan membenci hal-hal kotor nan jorok. Kebersihan adalah
awal pangkal dari kesehatan. Mencegah sakit akan jauh lebih baik daripada
mengobati penyakit. Jika kita merasa berat dengan urusan kebersihan, maka
pembantu rumah tangga akan sangat membantu dalam urusan bersih-bersih dalam
keluarga kecil bahagia kita.
8. Cengeng
Janganlah
mudah menyerah atas masalah yang kita hadapi. Tuhan akan selalu menguji
hamba-hambaNya untuk mengetahui seberapa besar kadar keimanan dan ketakwaannya.
Upayakan untuk selalu menyelesaikan masalah keluarga kita tanpa dibantu campur
tangan dari keluarga besar kita maupun dari orang lain. Maksimalkan peran
musyawarah mufakat dalam keseharian kita agar tidak kita tanggung sendiri beban
masalah yang ada pada keluarga kita.
9.
Individualis
Sebagai
seorang suami/istri sudah tidak jamannya lagi menjadi orang yang individualis
karena baik pasangan kita maupun anak-anak juga merupakan manusia yang memiliki
perasaan. Buang jauh-jauh sifat otoriter dalam mengatur rumah tangga kita dan
terapkan metoda musyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
Orang yang otoriter mungkin saja akan dijauhi oleh isteri/suami maupun
anak-anak. Sikap dan perilaku yang individualistis juga tidak boleh diterapkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus selalu menjaga hubungan baik kita
dengan para tetangga dan orang-orang yang bukan tetangga kita. Bila kita
melakukan kebaikan, maka orang lain pun tidak akan segan untuk berbuat baik
kepada kita tanpa diminta.
10.
Kecanduan Sesuatu yang Buruk
Ada hal-hal
buruk yang dapat dengan mudah membuat seseorang ketagihan sehingga merasa harus
menggunakannya terus-menerus seperti rokok, narkoba, judi, minuman keras, dan
lain sebagainya. Sudah saatnya tobat, insyaf dan berhenti total melakukan
perbuatan yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain tersebut. Jangan malu
dan malas untuk berobat secara fisik maupun mental agar tidak lagi ada
kecanduan atau ketagihan akan sesuatu yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar